![]() |
Ali Ibrahim (Walikota Tidore) |
“ Percuma saja bantuan yang
disodorkan terkait dengan pembangunan tersebut selalu dihadang banjir. Akhirnya
keputusan tim pada saat itu kita menanyakan kepada masyarakat apakah ada warga yang
bersedia melepaskan lahan untuk membangun perumahan ini, namun dengan
persyaratan harus menghibahkan ke Pemkot Tidore. Ternyata ada salah satu tokoh Desa Tului menghibahkan lahannya ke Pemkot Tidore yang kemudian kami mengusulkan
ke Kementerian PU ternyata direstui dengan dasar-dasar itu, akhirnya kita bangun,"
jelas Ali Ibrahim saat ditemui sejumlah
wartawan Rabu, (6/1/2019) di Kantor walikota Tidore.
Sambung Walikota, untuk
pembangunan perumahan ini diperuntukkan sebagian masyarakat Desa Tului karena pada
awalnya terkena banjir, Sehingga dengan
hal tersebut di setujui oleh pak
Dirjen, tuturnya.
Ali Ibrahim juga mengakui
bahwa lahan yang dibangun untuk perumahan ini secara administrasi masuk di Desa
Tului. Akan tetapi tidak ada kaitannya dengan itu, namun yang penting sebanyak
50 orang masyarakat Desa Tului kita dapat selamatkan mereka di perumahan yang dibangun ini, ujarnya.
Mengenai masalah tapal
batas. Ia sudah memerintahkan Sekretaris Daerah agar segera koordinasi dengan
pihak terkait untuk membicarakan persoalan ini.
" Kalau masyarakat Desa
Toseho minta mau Sultan turun, Kondisi
Sultan saat ini kan kita tahu persis beliau lagi sibuk menghadapi pencalonannya
sebagai anggota DPD RI. Jadi tadi saya sudah sampaikan di Sekda jangan dulu
ganggu sama beliau,” tutur Walikota.
Mengenai pengrusakan yang
dilakukan oleh masyarakat Desa Toseho. Walikota Tidore memerintahkan kepada
masyarakat Tului yang tinggal di perumahan tersebut harus dilaporkan ke Polsek
agar segera diproses karena ini aset daerah.
"Harus dilaporkan agar
segera diproses termasuk dengan 5 mesin pompa yang hilang, segera dilaporkan
agar ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegasnya. (dar)
Komentar