![]() |
Foto: Unjuk rasa GMPT di Kantor Lurah Toloa, Kota Tidore Kepulauan |
TIDORE- Generasi Mahasiswa Pelajar Toloa (GMPT) dan Pemuda
Kelurahan Toloa meminta Kasman Doa mundur dari jabatannya sebagai Kepala
Kelurahan Toloa.
Alasan mendasar GMPT dan
pemuda setempat mendesak Hasan Doa mundur. Lantaran, gagal memimpin Kelurahan
Toloa selama 5 Tahun.
Ariyanto M. Ali dalam
orasinya menyampaikan bahwa Lurah Toloa beserta jajarannya belum mampu
menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagaimana mestinya.
Menurutnya, dalam kurun
waktu kurang lebih 5 tahun belum ada program kerja nyata selama di pimpim Kasman
Doa. Tak hanya itu, pihak Pemerintah Kelurahan tidak melibatkan masyarakat
dalam hal usulan pembuatan program kerja dan tak ada transparansi anggaran.
“ Mestinya pihak kelurahan transparansi
dalam mengelola anggaran sebab prinsip-prinsip pengelolaan anggaran harus dikedepankan,
yakni transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana kelurahan,” teriak
Ariyanto.
Ariyanto pada kesempatan
itu menyampaikan, dalam Permendagri Nomor 130 Tahun 2018 tentang Kegiatan
Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat di
Kelurahan. Di mana pada Pasal 3 point 1 menjelaskan
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kelurahan sebagaimana di maksud dalam
pasal 2 huruf a digunakan untuk membiayai pelayanan sosial dasar yang berdampak
langsung pada meningkatnya kualitas hidup masyarakat.
“ Maka sudah menjadi tugas
dan tanggungjawab pemerintah kelurahan dalam merumuskan dan melaksanakan
program kerja yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” cecarnya.
Dalam aksi tersebut GMPT meminta
Lurah Toloa Kasman Doa agar transparan dalam pengelola anggaran, melaksanakan program
yang mampu memberdayakan masyarakat kelurahan Toloa, sosialisasikan program
kerja kepada masyarakat dan mendesak Kasman
Doa harus turun dari jabatannya.
Saat hearing dengan GMPT
dan Pemuda Toloa. Lurah Toloa Kasman Doa mengklarifikasi tuduhan GMPT terkait
kinerja dan transparansi anggaran maupun pemberdayaan masyarakat semua itu
sudah ada dalam usulan musrembang kemarin.
“ Pelatihan menjahit untuk
Ibu-ibu serta pelatihan pemuda dan kegiatan fisik lainnya, itu. semua Kelurahan
tidak pernah mengambil kebijakan sendiri,” terang Kasman.
Menanggapi tuntutan GMPT yang meminta dirinya mundur dari jabatan sebagai Lurah Toloa. Justru
Kasman Doa dengan jentel mengatakan dihadapan pengunjuk rasa bahwa dirinya
sudah berulang kali melakukan permohonan pengunduran diri ke Walikota dan Wakil
Walikota Tidore.
“ Saya sudah ulang kali
minta mundur dari jabatan sebagai Lurah dan itu sudah disampaikan ke Wali Kota
dan Wakil Wali Kota, tapi hal ini tidak respon,” tegasnya.
Kasman menjelaskan selama menjabat
Lurah Toloa, setiap program dari kelurahan dirinya selalu melibatkan semua tanpa
pandang bulu.
“ Saya selalu melibatkan masyarakat
dan stakeholder lainnya. Bahkan, rapat di tingkat kelurahan kami dari kelurahan
pun juga dilibatkan dari RT/RW di setiap lingkungan dan para pemuda di
masing-masing lingkungan,” ucapnya.
Berkaitan transparasi
anggaran Kasman mengaku selalu terbuka disaat rapat bersama dengan stakeholder
dari perwakilan masing-masing RT/RW di
kelurahan.
“ Soal anggaran saya tidak
menutupi, saya selalu terbuka karena anggaran ini milik kelurahan, bukan milik
pribadi saya. Jadi untuk apa saya tutupi, besar Kecilnya anggaran saya selalu
terbuka untuk masyarakat karena ini anggaran kelurahan,” cecarnya. (Aidar/red)