![]() |
Foto: Halaman Kantor Walikota Ternate di Jalan Revolusi di penuhi angsang ikan |
TERNATE—Bau busuk merebak di
segala penjuru kantor Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Kota
Ternate, di Jalan Hasan Esa, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Termate, Rabu (18/03).
Tak hanya BP2RD. Kantor Walikota Kota Ternate, di Jalan Pahlawan Revolusi, juga
menebar bau serupa.
Berkarung-karung angsang (insang-Red) ikan tertumpuk di dua instansi pemerintahan di Kota Ternate,
itu. Hal ini tak lain merupakan aksi protes dari ratusan pedagang ikan di Pasar
Higienis (bersih) yang berpusat di
Kelurahan Gamalama, Kota Ternate.
Para pedagang itu merasa berang
dengan sikap pemerintah. Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Ternate
dianggap tak becus dalam mengurusi limbah ikan. Seperti diketahui, angsang alias insang adalah organ
pernapasan ikan yang penuh dengan cairan serta darah yang, kerap menimbulkan
bau tak sedap. Terebih lagi, bila sudah tercemar oleh lalat maka praktis
menjadi polusi udara.
Aksi protes pun tak terelakkan.
Sekitar seratus lebih pedagang lantas menggelar demonstrasi di Kantor Walikota
Ternate. Puluhan karung insang ikan dilempari di depan kantor tersebut. Termasuk
Kantor BP2RD, tentunya. Mereka menuntut agar Pemkot Ternate lebih perhatian
dengan kebersihan di tempat dagang mereka. Pasalnya, di Pasar Higienis para pedagang ini membayar retribusi.
Menyusul adanya pungutan alias bayar sewa, maka pihak pengelola dalam hal ini
Pemkot Ternate, wajib melakukan maintenance
(perawatan). Salah satunya, ya itu tadi, menjaga kebersihan lingkungan pasar.
Oleh karena itu, jangan heran
bila para pedagang ikan di Pasar Higienis
berunjuk rasa. Itu sebagai bentuk ketidakpuasan mereka terhadap Pemkot Ternate dalam
pengelolaan limbah di pasar tersebut.
Persatuan Pedagang Pasar Ikan
Kota Ternate (P3IKT) yang menggelar aksi ini, menilai Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate, serta Pemkot Ternate, lalai dalam
mengelola limbah di Pasar Higienis. Aksi
demonstrasi ini berlangsung lebih dari sejam, setelah itu digelar hearing terbuka.
Dengar pendapat antara para pedagang
P3IKT dengan Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kota (Sekot) Ternate,
Thamrin Alwi, berlangsung cukup alot. Menurut Thamrin Alwi, aksi yang dilakukan
P3IKT tersebut wajar saja. Hanya saja, ia berpendapat bahwa aksi mereka salah
sasaran.
"Kesimpulannya bahwa aksi yang
dilakukan pagi hari ini adalah spontanitas dari pada pedagang ikan yang ada di Pasar
Higienis. Karena dalam masa transisi.
Dulu pengelolaan penarikan retribusi itu menjadi kewenangan Disperindag, sekarang
dengan perubahan regulasi dialihkan masuk ke BP2RD atau pajak," kata
Thamrin Alwi.
Menurut Thamrin, dana
pembersihan dan operasional seluruh pasar itu, termasuk lampu, air dan
sebagainya, semuanya menjadi kewenangan Disperindag. "Ini yang mungkin
teman-teman pedagang ini anggap bahwa sudah dialihkan ke BP2RD, tapi kenapa di
pagi tadi tidak kasih bersih, padahal kebersihan itu menjadi kewenangan
Perindag," urainya.
Plt Sekot Ternate, Thamrin Alwi
boleh saja menuding demonstran salah sasaran. Tapi, berbeda dengan penjelasan Koordinator
P3IKT, Aihar Dano Basir. Awalnya, mereka diarahkan ke Disperindag. Namun,
Disperindag berrkilah bahwa hal ini merupakan kewenangan Dispenda. Begitu pula,
pihak Dispenda menyatakan soal kebersihan Pasar Higienis tak lain kewenangan penuh Disperindag.
Massa demontran yang merasa di
ping-pong akhirnya menjadi geram. Tak pelak, angsang ikan pun dikumpulkan dan di lego di kantor walikota Ternate
dan kantor BP2RD. “Kalau boleh langsung ambil tindakan. Sampah ini harus ditangani
dengan serius,” kata Koordinator P3IKT, Aihar Dano Basir.
Aihar menyatakan pihaknya akan
melakukan pressure serupa bila
persoalan ini tak segera ditangani. Bahkan, lanjutnya, P3IKT akan melakukan
aksi lebih besar bila tak ada itikad baik dari Pemkot Ternate. (Ady/red)