![]() |
Konferensi Pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Provinsi Maluku Utara |
Menurut Rosita berdasarkan
situasi dan perkembangan informasi pengelolaan data di pusat data dan informasi
gugus tugas yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Malut dan
Dinas Kesehatan Kab/Kota serta KKP Kelas III Ternate bahwa jumlah orang dengan
isolasi diri sendiri berjumlah 309 Orang, jumlah orang dalam pemantauan (ODP)
berjumlah 7 orang dan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 5 orang
serta status kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 1 (satu) orang.
“ Status pasien tersebut
sesuai hasil uji laboraturium dari spesimen yang dikirimkan ke Balai Laboraturium
Jakarta pada tanggal 18 Maret 2020 dan hasilnya baru saja kami dapatkan tadi
siang,” ujar Rosita.
Lanjut Rosita, dengan adanya
status terkonfirmasi positif tersebut dengan identitas 01 dan seterusnya telah dilakukan
stressing contact terhadap orang yang
pernah melakukan kontak erat dengan pasien tersebut.
“ Jumlah orang dengan
isolasi mandiri terjadi peningkatan karena adanya upaya screaning di Dinas Kesehatan di lapangan dan anjuran untuk
melakukan isolasi mandiri,” ungkapnya.
Rosita menambahkan kasus ODP
tersebut terjadi penambahan yang ditemukan dalam screaning di pintu masuk pelabuhan dan pemeriksaan di fasilitas
kesehatan.
“ Sementara upaya-upaya lain
yang telah kami lakukan, yakni penyebaran media KHE tentang kewaspadaan dan
upaya melindungi diri dari bahaya Covid-19, melakukan screaning di pintu masuk pelabuhan dan bandara serta anjuran
isolasi mandiri bagi pendatang yang berasal dari daerah yang terinfeksi,”
tukasnya.
Selain itu, Alat Pelindung
Diri (APD) bagi petugas kesehatan yang menjalankan tugas penanganan Covid-19
akan dilengkapi, dan menyampaikan perkembangan terkini situasi Covid-19 di
Provinsi Maluku Utara melalui media setiap hari.
“ Kami mengimbau kepada
seluruh masyarakat Maluku Utara tetap tenang, tapi waspada, mari bersama lawan
corona dengan berdiam diri di rumah. Lindungi diri, lindungi sesama, siap untuk
selamat. Hindari menerima dan membagi berita tentang Covid-19 yang tidak di ketahui sumber kebenarannya,” tutup
Rosita.
Kota Ternate yang memiliki lingkar
luas 45 kilometer, sejak jaman bahuela
telah dikenal sebagai kota transito. Kota yang familiar dengan pelabuhan-pelabuhan
laut itu, tentu memiliki akses dari dan kemana saja. Untuk itu, dengan hadirnya
Covid-19 di sana, maka warga setempat menjadi panik.
Sepanjang jalan di kota
mungil yang dikelilingi laut itu, tampak lengang. Seluruh warga lebih memilih
berdiam diri di rumah. Kini, pandemi yang mewabah dari negeri tirai bambu itu
mengguncang kota transito.(tim)