![]() |
Suasana banjir yang merendam Kota Bobong Pulau Taliabu (Foto/Ari) |
Hujan deras dengan
intensitas tinggi sejak sore kemarin hingga hari ini, Rabu (10/06), menyebabkan
sejumlah rumah warga terendam banjir.
Pantauan media ini sejumlah
rumah warga yang terendam banjir meliputi Dusun Salenga, Dusun Badadi, Dusun
Fangahu dan Dusun Air minggu.
Tak hanya rumah warga, gedung
perkantoran Pemerintah dan sekolah ikut terendam di antaranya Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, Kantor Kantor Dinas Pendidikan Pulau Taliabu
serta Gedung SMA Negeri 1 Taliabu Barat, SMK Negeri Taliabu Barat, SMP Negeri 1
Taliabu Barat dan Kantor SD Inpres Bobong, dengan ketinggian air mencapai lutut
orang dewasa.
![]() |
Foto: Warga saat mengantisipasi banjir |
Ketua Komando Juang MS The Gold
Generation Pulau Taliabu, La Ode Zidil, pun angkat bicara. La Ode mengatakan banjir yang terus melanda Kota
Bobong ini bagian dari kegagalan Pemerintah Daerah setempat. Menurutnya, selama
hampir satu periode berjalan, banjir tetap menjadi langganan di di Ibukota
Kabupaten Pulau Taliabu (Pultab) di sana.
"Banjir di Kota bobong
bukan baru kali ini, tetapi setiap musim hujan selalu saja terjadi. Ini artinya
Pemda Pulau Taliabu gagal dalam membuat antisipasi terhadap penanganan banjir
ini selama kurung waktu 4 tahun berakhir,” pungkas La Ode Zidil saat di temui
di Kedai Liang Haya, usai memantau banjir bandang yang menghantam Kota Bobong,
Rabu (10/06) pagi tadi.
La Ode berpendapat, akar
permasalahan penyebab banjir adalah tatakelola pemerintahan yang tidak
meletakan analisis dampak lingkungan dalam penyelenggaraan pembangunan tata
ruang kota seperti drainase dan ruang terbuka hijau.
“ Jika Pemkab Pultab benar
punya itikad yang baik terhadap penanganan banjir harus ada langkah
konkrit pemerintah daerah dalam hal ini membangun drainase agar bisa
mengarahkan aliran air,” tukas La Ode.
Menurutnya, banjir ini disebabkan
tidak ada pembangunan drainase dan
bendungan yang bisa mengarahkan aliran air. Akibatnya, air tertampung di
beberapa titik dan menyebabkan terjadi banjir. Bahkan La Ode pun menyayangkan ditengah kondisi seperti ini Bupati Pulau
Taliabu tidak berada di tempat. Justru meninggalkan rakyatnya mengurus sendiri
persoalan ini.
“ Di dusun air minggu
misalkan, itu masyarkat langsung bekerja sendiri dengan menangkal sebaran air akibat
selokan yang dibuat tanpa bendungan, sehingga air berjalan tak terarah, apakah
tidak cukup kondisi semacam ini mengetuk hati bupati Aliong Mus yang hanya
bersenang-senang di luar daerah dan meninggalkan rakyatnya,” timpal La Ode
dengan penuh kesal.
Mahasiswa Pascasarjana Universitas
Jayabaya Jakarta ini. Berharap agar Pemkab Pultab bersikap pro aktif agar tidak
terkesan tiba saat, tiba akal.
"Saya berharap agar
pemda lebih serius dan proaktif untuk mengatasi banjir ini. Jangan sudah
terjadi baru dipikirkan solusinya, misalkan tadi itu ada beberapa OPD yang
turun melihat keadaan banjir. Padahal itu kan hanya omong kosong dan pencitraan
agar rakyat bilang bahwa Pemda Bekerja, padahal tidak dan sangat tidak substantif,”
kata Laode.(Ari)