![]() |
Menteri Ketenangan kerjaan dan transmigrasi ibu Ida Fauziyah bersama Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba saat mengunjungi BLK Kota Ternate (foto:ist) |
Ternate -Kementerian Ketenagakerjaan menjadikan program transformasi BLK sebagai salah satu lompatan besar yang dilaksanakan pada saat ini. Hal itu untuk semakin memperkuat pelatihan vokasi sebagai program unggulan peningkatan kualitas SDM Indonesia.
Disampaikan langsung Menaker Ida Fauziyah pada acara pembukaan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Tahap I di BLK Ternate, Maluku Utara, Jumat (5/3/2021).
"Arah kebijakan dari program transformasi BLK adalah mengubah secara total BLK sebagai Balai Pelatihan Vokasi yang menjadi pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang berdaya saing di tingkat nasional dan internasional," katanya.
Lanjutnya mengatakan dalam mensukseskan program tersebut, Kemnaker menjadikan agenda 6R sebagai perhatian utamanya. "6R yang dimaksud, yaitu reformasi kelembagaan, redesain substansi pelatihan, revolusi SDM, revitalisasi fasilitas dan sarana prasarana, Rebranding BLK, dan relationship," sebutnya.
Sementara untuk mempersiapkan pelatihan Vokasi dalam menghadapi proses transformasi ketenagakerjaan akibat pandemik dan revolusi industri 4.0, Ia bilang telah menyusun sejumlah kebijakan pelatihan Vokasi agar sesuai dengan munculnya peluang usaha dan jenis pekerjaan baru di era pandemik.
"Di antara kebijakan yang disusun, adalah kebijakan Triple Skilling, yakni skilling, re-skilling, dan up-skilling bagi pekerja; optimalisasi pemagangan berbasis jabatan; peningkatan soft skills; perubahan kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online, (menggunakan metode blended training); serta kolaborasi dengan semua stakeholders, terutama pelaku industri untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja," terangnya.
Masih Ida menuturkan sinergi dan kolaborasi antara BLK dan stakeholders, terutama dari dunia usaha dan industri sebagai pengguna tenaga kerja sangat penting.
"Sebab dengan dilakukannya sinergi, maka dapat dipastikan lulusan pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan industri dan lebih mudah terserap," imbuhnya.
Ia berharap dunia usaha sebagai penyerap tenaga kerja yang memiliki peran besar dalam menentukan kompetensi yang dibutuhkan saat ini dan di masa depan agar proses link and match antara pendidikan dan dunia kerja bisa tercipta.
"Pada akhirnya, program pelatihan vokasi akan mengurangi biaya training dan investasi SDM bagi industri, sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara BLK dan industri," pungkasnya. (Red-tim)