Pemkab Halteng Target Wairoro Jadi Lumbung Padi Terbesar

Editor: Admin
Panen Raya Padi di Desa Wairoro, Kabupaten Halmahera Tengah (foto: dir)
WEDA- Panen padi perdana varietas M 400 dan M 70 D seluas 165 Hektar di Trans SP2 Desa Wairoro, Kecamatan Weda Selatan, Kabupaten Halmahera Tengah. Dihadiri Dirjen Pembinaan Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI Suhartono bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah, pada Sabtu (6/3/2021).

Dalam sambutan Bupati Halteng, Edi Langkara menyatakan baru hari ini dalam sejarah masyarakat transmigrasi Wairoro baru dilaksanakan panen raya, semenjak transmigrasi hadir pada tahun 1992. Dan panen raya ini telah dihadiri oleh pemerintah pusat.

“ Yang akan kita panen hari ini 165 Hektar. Ini merupakan hasil kerja nyata dari pemerintah dan masyarakat Halteng dan kegiatan ini belum ada sentuhan dari pemerintah pusat, karena ini murni dari anggaran APBD Halteng,” tuturnya.

Edi Langkara bilang, Pemerintah Daerah berkeyakinan dan berkomitmen bahwa petani yang unggul adalah keberhasilan di sektor pertanian dan akan bermuara pada keberhasilan pada sektor lain, termasuk home industri dan Industri kecil.

“ Untuk wilayah Halteng memiliki tiga sentra produksi di sektor pertanian, diantaranya Desa Wairoro, Kecamatan Weda Selatan, Desa Kobe Kulo, Kecamatan Weda Tengah dan Trans Wale Kecamatan Weda Utara. Namun dalam sejarah pertanian di Halteng, Wairoro ini yang lebih unggul dari 2 trans tersebut,” sambung Edi.

“Saya tidak tahu apakah tanah wairoro lebih bagus atau petaninya yang unggul ataukah pemerintah yang cenderung terlalu perhatian terhadap warga Wairoro. Yang jelas saya yakin petaninya yang lebih bagus,” ungkap Bupati Halteng. 

Dia menambahkan, setelah diambil sampel oleh dinas pertanian dari seluruh padi varietas yang ada ini, ternyata satu hektar itu mendapatkan 13 ton.

“ Kalau bibit padi biasa hanya maksimum 4 ton per hektar, dan bibit M 70D ini maksimum 12 ton paling rendah 8 ton per hektar,” bebernya.

Edi Langkara berharap, setelah panen agar ini diolah dengan baik agar ke depan petani lebih unggul, karena tidak mungkin setiap tahun pemerintah akan memberikan bantuan. Karena paling tidak ke depan petani sudah mandiri lewat pengalaman empirik selama 4 bulan.

Selain itu, kata Edi Langkara, kegiatan ini bagian dari arahan pemerintah pusat terkait dengan penguatan ekonomi, berhubung saat ini berada di tengah bencana Covid-19.

Pada masa Pandemi Covid-19, lanjut Edi Langkara, terdapat tiga tahap upaya pemerintah. Yang pertama tanggap darurat, Kedua penanggulangan kesehatan, dan Ketiga penguatan ekonomi.

Di segmen penguatan ekonomi ini, Pemda Halteng telah menganggarkan Rp. 50 Miliar. Dari jumlah ini pertanian sebesar Rp. 20 miliar sebagai target Wairoro jadi lumbung padi, namun realisasinya belum sampai Rp.10 miliar, tetapi  dari hasil yang ditanam kurang lebih 300 hektar lahan yang ditanam padi telah dipanen hari ini 165 hektar, kata Edi.

Sementara sambutan Dirjen Pembinaan Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Kemnaker, Suhartono dalam arahannya menyampaikan Pemda Halteng bisa kerja sama dengan pemerintah pusat untuk dapat mengembangkan sektor pertanian yang ada. Bahkan soal ketenagakerjaan.

Selain itu, pihak Kemnaker akan membuka Balai Pelatihan Kerja (BLK) sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada, misalnya di bidang pertanian, perbengkelan (oto motif) dan lain-lain.

“ Saya berharap mudah-mudahan Halmahera Tengah khusus desa wairoro bisa jadi Lumbung Padi, sebab pertanian ini sangat mendukung untuk  pengembangan kebutuhan sandang, pangan dan papan,” tuturnya.

Pada prinsipnya di sisi skill masyarakatnya akan Kemnaker akan bantu dan pengembangan kesepakatan kerjanya, perluasannya mulai dari kewirausahaan serta peningkatan progresivitas pertaniannya, sehingga perkembangan industri di Halteng ini masyarakatnya tidak lagi jadi penonton, tapi bagian dari industri itu,” kata Suhartono. (Dir/red)
Share:
Komentar

Berita Terkini