![]() |
Bupati dan wakil bupati Halmahera Tengah |
Ternate- Pemerintah Daerah Halmahera Tengah yang di Pimpin oleh Bupati Edi Langkara dan Wakil Bupati Abd Rahim Ode Yani di Minta merenung kemudian rumuskan kebijakan yang tepat sasaran demi peningkatan sumber daya manusia.
Hal ini disampaikan Mukhtar atas atas klarifikasi yang dilakukan oleh wakil Bupati Halteng yang di nilai hanya retorika politis. Dan jauh dari realitas.
Mukhtar bertanya bagaimana ia bisa percaya Wabup Halteng, yang beretorika seolah-olah membangun manusia di Halteng, jika data indeks pembangunan manusia tahun 2020 ke 2021 naiknya rendah.
"bagaimana bisa saya percaya ke bupati dan wakil bupati Halteng jika harapan sekolah hanya 9 tahun, bagimana bisa saya percaya ke Wakil Bupati Jika alokasi anggaran pendidikan sudah sesuai jika angka partisipasi sekolah masih rendah, maka wabup mesti belajar membaca data, dan mencari problemnya, lalu merumuskan kebijakan, agar jangan buang garam di laut," ajaknya. Senin (20/06/22) melalui rilis resminya.
Lanjut Mukhtar mengatakan Bagaimana ia mau percaya ke Wabup Halteng, yang beretorika dengan gaya politisinya seolah berbuat padahal faktanya tidak, lihat saja data angka harapan sekolah tahun 2020 ke tahun 2021 naiknya hanya 0.01 point.
"lihatnya indeks pembangunan manusia yang di sajikan BPS Halteng, bukankah wajah Edi Langkara dan Rahim terpapampang jelas, tidak komitmen membangun pendidikan dasar dan menengah yang menjadi kewenangannya," beber akademisi Unkhair itu.
Lebih lanjut Mukhtar bilang bukankah potret angka partisipasi sekolah dan angka harapan sekolah adalah wajah dari pendidikan dasar dan menengah yang menjadi wewenang kabupaten Halteng, kenapa tumbuhnya rendah, kenapa masih banyak anak-anak usia sekolah yang putus sekolah, kenapa angka harapan sekolah bagi masa depan anak Indonesia yang hidup di Halteng menjadi rendah.
"Apakah bupati dan wakil bupati Halteng, membaca data ? Apakah kalian membuat kebijakan berbasis data ? Sehingga instrumen kebijakan dan anggaran menyentuh bagi warga di Patani, di Weda dan di Gebe, mereka tak bisa berbuat banyak dari anak yg putus sekolah, dari anak yg tak punya harapan sekolah yang tinggi, Lalu alibi APBD Halteng 20% di mana anggarannya ? Dimana sasarannya ? Dimana tergetnya ? Jika benar anggaran 20% kenapa data angka partisipasi sekolah rendah, kenapa angka harapan sekolah rendah ?," tanya Mukhtar.
Menutup komentarnya ia bilang Pemda Halteng tidak perlu menjawab yang perlu di lakukan adalah merenung dan rumuskan kebijakan. Lalu untuk apa memberi beasiswa pendidikan tinggi ? Jika masih banyak anak2 yg tinggal di Halteng putus sekolah, buat apa banyak sarjana di Halteng tapi masih banyak anak yang tidak lanjut ke pendidikan SMP, dan SMA, yang tergambar dari angka partisipasi sekolah.
"Jangan jawab tapi bupati dan wakil bupati Halteng perlu renungkan lalu rumuskan kebijakan yang tepat sasaran, selamatkan anak-anak Patani, anak-anak Weda anak-anak Gebe yang putus sekolah dan tidak melanjutkan ke jenjang SMP dan SMA, lihatlah data lakukan pelacakan untuk mengkonfirmasi data lalu rumuskan peta jalan membangun manusia Halteng yang mampu berkomtisi dalam berbagai jenjang kompetisi," pinta Om Pala Melanesia sapaan akrab Mukhtar Adam. (Red/tim)