Sejumlah pengungsi mulai mengeluhkan penyakit. Hal ini diduga lantaran istirahat tak teratur, serta sempitnya lokasi pengungsian.
Beberapa penyakit yang dikeluhkan warga, seperti penyakit diare, sakit perut dan hipertensi.
Penyakit ini pada umumnya menyerang pengungsi yang Lanjut usia (Lansia) dan anak-anak. saat ini petugas medis telah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap beberapa pengungsi yang ada.
Maria Johanis salah satu lansia yang mengungsi saat ini, dirinya mengeluhkan menderita batuk dan hipertensi semenjak hari keempat di pengungsian.
"Ya mungkin karena beberapa hari ini, saya susah tidur serta padatnya penghuni. namun mau tak mau saya harus menerima keadaan ini. berharap semoga kami segera mendapatkan tempat yang layak," keluh Maria lansia 70 tahun ini, Senin (20/06).
Sementara itu, Herol Sarionsong petugas medis yang bertugas di posko pengungsian mengatakan, sampai saat ini pihaknya telah menangani sekian banyak keluhan pengungsi tentang penyakit yang diderita.
"Memang ada beberapa pengungsi yang mengeluhkan tentang penyakit mereka. kami sudah melakukan pemeriksaan secara rutin, juga ada satu orang yang kami rujuk, karena menderita penyakit hipertensi," kata Sarionsong.
Pihaknya berupaya semaksimal mungkin, untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi para pengungsi yang ada.
Pemerintah Kabupaten akan membangun barak pengungsian yang terletak di Kelurahan Bitung.
Diketahui, untuk jumlah pengungsi saat ini berjumlah 136 Kepala keluarga dengan total 449 Jiwa, yang terbagi di dua posko pengungsian yang ada.
Untuk rumah yang hilang akibat bencana alam abrasi pantai pada Rabu 15 juni kemarin, menyebabkan 33 rumah hilang, 16 rumah rusak berat dan 140 rumah terancam. (Tim)