![]() |
Istimewa |
Yuhlif Assagaf
(Ketua PKC PMII Maluku Utara)
Peristiwa yang memakan korban seperti ini harus menjadi pelajaran berharga para pihak KSOP, atau otoritas pelabuhan setempat agar disiplin dalam memberikan izin atas pelayaran kapal ketika beroperasi saat cuaca alam yang tidak kondusif berlayar.
Beberapa hari terakhir Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Babullah menyampaikan Himbauan melalui informasi resmi Prakiraan Cuaca Wilayah Pelayanan Maluku Utara terjadi gelombang beberapa hari kedepan, tentunya ini menjadi langkah ikhtiar buat masyarakat Maluku Utara wabilkhusus pusat pelayanan laut.
Maluku Utara memang rentan kecelakaan laut dibeberapa tahun terakhir, hal ini tentu menjadi perhatian khusus. Peristiwa yang memakan korban seperti ini harus menjadi pelajaran berharga para pihak KSOP, atau otoritas pelabuhan setempat agar disiplin dalam memberikan izin atas pelayaran kapal ketika beroperasi saat cuaca alam yang tidak kondusif berlayar.
Seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu,Tepat pada Pukul 08.30 WIT, tanggal 17 Juli 2022 Cerita pilu menyelimuti KM. Cahaya Arafah. Kapal tua itu beroperasi walaupun dengan kondisi alam yang tidak memungkinkan, bertaruh melawan besarnya gelombang selama perjalanan, berharap selamat sampai tujuan, tapi takdir berkata lain,
Kapal yang bertahun-tahun melayani Masyarakat Gane itu takluk sebelum sampai di rute terakhir. Kapal dengan rute Ternate-Gane Halmahera Selatan membawa ABK/Penunpang 77 orang (sesuai manifest) akhirnya tenggelam dihantam gelombang laut pada pukul 16.30 WIT di Perairan Laut Desa Tokaka, Kecamatan Gane Barat Utara.
Informasi yang diterima, sebagian melompat meninggalkan kapal untuk menyelamatkan diri saat kapal setengah tenggelam dan beberapa diantara penumpang sudah terjebak didalam kapal sehingga tidak berdaya dan pasrah sampai nyawa pun melayang.
Perhari ini pencarian korban terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan dari 13 orang yang hilang, 9 orang diantarnya sudah di temukan. Walau korban tersebut sudah tidak bernyawa setidaknya sedikit mengobati luka dan kesediaan para keluarga.
Kapal Idola Masyarakat Gane tinggal cerita, Hampir puluhan tahun menjadi wahana transportasi bagi masyarakat Gane. Memudahkan akses penghubung dari Desa satu ke desa yang lain. Membantu masyarakat kala memenuhi kebutuhan sehari-hari akhir pupus.
Sebagai manusia kita tentunya merasakan kesedihan yang sama atas peristiwa ini. Luka yang sangat dalam, Isak tangis menyelimuti Masyarakat Gane dengan adanya musibah naas ini. Semua terjadi begitu saja, Kematian memang misteri tapi sangatlah sakit bagi mereka yang merasakan atas kepergian keluarga dan sanak saudara. Sungguh, cerita pilu ini akan membekas sampai kapan pun. Duka yang sangat dalam bagi kita semua, semoga keluarga yang ditinggal mengikhlaskan kepergian korban menghadap sang Khalid. Al Fatihah.*