![]() |
Istimewa |
Nur Isma Rosa
Mahasiswa Akutansi
Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia
Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti pernah membutuhkan uang mendesak tapi sulit menemukan seseorang yang bersedia meminjamkan. Mengajukan pinjaman ke bank tentu butuh jaminan serta banyak persyaratan lainnya yang harus dipenuhi, belum lagi harus ada proses verifikasi ke tempat tinggal peminjam untuk memastikan alamat dan kegiatan usaha yang dijalankan. Dalam satu minggu pada satu wilayah, petugas bank keliling yang datang bisa mencapai 3 sampai 4 orang, termasuk di dalamnya petugas bank keliling harian, mingguan, maupun 2 mingguan. Karena intensitas yang begitu sering dan tak sedikit ini, sudah menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat untuk memiliki lebih dari satu pinjaman bank keliling.
Karena intensitas ini pula, masyarakat tak jarang mengandalkan pinjaman pada bank keliling yang satu untuk membayar angsuran pada bank keliling yang lain, yang pada akhirnya malah menjadi siklus tersendiri. Seolah-olah kehadiran bank keliling yang menjamur di tengah masyarakat adalah untuk menutupi tagihan bank keliling antara satu dan yang lain. Kredit bank C, bayar bank B, kredit bank B, bayar bank A. Gali lubang tutup lubang.
Bank keliling sendiri memiliki arti pinjam meminjam secara pribadi atau individu maka itu sah dianggap perjanjian kedua belah pihak dan secara Hukum kedua belah pihak melaksanakan kesepakatan. Meskipun tingkat suku bunga yang ditawarkan bank keliling cenderung tinggi yaitu mencapai 10% sampai 25% serta adanya biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah dari beberapa bank keliling, tidak menjadi halangan bagi calon debitur untuk mengajukan pinjaman.
Bank keliling seringkali tidak memiliki badan hukum yang jelas. Usaha ini biasanya dilakukan oleh individu atau sekelompok orang yang memiliki uang berlebih untuk disalurkan sebagai pinjaman kepada pihak yang membutuhkan. Proses yang mudah dan cepat menjadi nilai tambah bagi bank keliling untuk memenangkan hati nasabah.
bank keliling merupakan lembaga yang bukan bank atau perorangan yang meminjamkan bunga tinggi dan penagihan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Menggadaikan barang pun rasanya terlalu rumit, harus mengecek kelengkapan surat-surat, dan terkadang merasa sayang karena barang yang digadaikan masih sering digunakan dalam keseharian.
Kemudahan lain yang tidak dimiliki lembaga keuangan resmi adalah jika debitur kesulitan dalam membayar setorannya maka mereka dapat meminjam lagi dengan nominal yang sama atau lebih besar untuk menutupi sebagian hutangnya apabila setorannya telah melebihi 50% dari hutang pokoknya. Dan lagi-lagi proses pemberian pinjaman dilakukan begitu saja tanpa melakukan survei kelayakan dari debitur. Oleh karena hal tersebut masyarakat semakin terjerat dengan hutang karena belum selesai hutang yang satu, hutang yang lain menyusul dengan jumlah yang lebih besar dengan disertai bunga yang berkali lipat lebih besar.Jika tidak mampu mengelola pinjaman maka hal tersebut akan berdampak kepada kemampuan ekonomi debitur yang akan semakin terpuruk.
Menjawab segala kerumitan tersebut, bank keliling punya inovasi sendiri, yaitu jemput bola mendatangi rumah-rumah calon nasabah, menawarkan pinjaman dengan bunga yang cenderung lebih tinggi dari bank konvensional pada umumnya namun dengan persyaratan yang jauh lebih ringan, ditambah lagi, debitur tak perlu pergi ke bank, pegadaian, leasing, atau semacamnya, tak perlu mengeluarkan ongkos bensin, transaksi bisa dilakukan di teras rumah, persyaratan mudah, kebutuhan mendesak terpenuhi seketika. Kemudahan tersebut menjadikan bank keliling idola bagi ibu-ibu di perkampungan dan pinggiran kota. Kehadirannya sebagai ‘penyedia uang darurat’ disambut baik oleh masyarakat yang membutuhkan.
Alasan yang lumrah di masyarakat ketika mengajukan pinjaman di antaranya adalah untuk membeli pupuk serta perlengkapan pertanian, menambah modal usaha, sampai pada kebutuhan konsumtif.
Alasan untuk kebutuhan konsumtif biasanya terjadi pada masyarakat yang terlambat mendapatkan upah/gaji dari pekerjaannya atau untuk memenuhi kebutuhan mendesak lain seperti kebutuhan sekolah anak yang tak terduga.
Syarat yang diperlukan untuk mengajukan pinjaman tergolong mudah, hanya dengan menyertakan fotokopi kartu identitas, uang pun cair. Tentu saja untuk jumlah yang lebih besar, diperlukan persyaratan tambahan seperti kartu identitas dan tanda tangan kepala keluarga serta kartu keluarga.
Bank keliling memiliki perbedaan jikalau diteliti lebih baik dibanding rentenir seringkali orang memandang sama, bank keliling dengan rentenir dikarenakan sama-sama tempat meminjam uang dengan mudah akan tetapi setelah saya teliti lebih detail ternyata bank keliling memiliki bunga yang rendah dari rentenir karena sifatnya juga bank keliling bersifat koperasi sedangkan renteneir bersifat pribadi ditambah lagi melalui cara penagihan jikalau si peminjam tidak bisa melunasi maka akan dilakukan gali lubang tutup lubang sedangkan rentenir tidak memberi saran bahkan seringkali kita temukan rentenir menyuruh orang untuk menghabisi si-peminjam serta mengambil barang pribadi si-peminjam tersebut.
Membahas opini ini saya bahkan banyak bertanya kepada tetangga saya yang kebetulan memiliki pinjaman kepada bank keliling mengenai kenapa lebih memilih bank keliling dibanding pinjaman lainnya lalu dijawab “sewaktu saya butuh pinjaman kebetulan yang ada hanya bank keliling kalau minjam ke keluarga saya sendiri merantau bersama suami,tetangga pun sama susahnya seperti saya bahkan yang mengenalkan bank keliling pun tetangga, sempat ingin minjam ke bank akan tetapi akan sulit diberi nominal yang tinggi dikarenakan suami saya kerja serabutan dan rumah ngontrak, pernah juga ingin meminjam melalui rentenir akan tetapi rumornya kalau tidak sanggup bayar saya bakalan didatangi orang yang berbadan kekar kan saya jadi takut bunga nya juga lebih dikit an bank keliling”