![]() |
Sambut hari ulangtahun Rumah Baca Kreatif (RBK) Perpustakaan Desa Yayasan Kabupaten Pulau Morotai Gelar Diskusi Buku Perang Pasifik, bertempat di Desa Yayasan. Jumat (28/10/22). |
MOROTAI- Sambut hari ulangtahun Rumah Baca Kreatif (RBK) Perpustakaan Desa Yayasan Kabupaten Pulau Morotai Gelar Diskusi Buku Perang Pasifik, bertempat di Desa Yayasan. Jumat (28/10/22).
Dalam sambutannya, Suratman Dano Mas'ud, perwakilan pengelola RBK mengatakan sejak 28 Oktober 2018 beraktifitas, banyak mengalami pasang surut dan suka cita, begitu juga mungkin dialami oleh komunitas literasi dan organisasi masyarakat lainnya.
"Memasuki usianya yang ke-4 pada tahun 2022, banyak mengalami pasang surut dan suka cita, begitu juga mungkin dialami oleh komunitas literasi dan organisasi masyarakat lainnya," ujarnya.
Lanjutnya, Suratman mengatakan ia sadari bahwa sebagaimana perkembangan dan perbaikan layanan perpustakaan bahwa Perpustakaan yang buruk hanya membangun koleksi baca. "Perpustakaan yang baik hanya membangun layanan. Tetapi, perpustakaan yang luar biasa adalah membangun masyarakat," tuturnya.
Suratman mengatakan sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana Perpustakaan ditetapkan sebagai urusan wajib non pelayanan dasar untuk menyediakan layanan yang sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta kebutuhan masyarakat.
"RBK Perpustakaan Desa Yayasan juga telah menyelenggarakan kegiatan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dengan tujuan untuk memperkuat peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul melalui peningkatan kemampuan literasi untuk mewujudkan Indonesia maju," ujarnya.
Suratman juga mengatakan, ditengah perkembangan zaman dan lajunya perputaran waktu, Morotai yang dulunya menjadi ladang pertempuran Perang Dunia II di Kawasan Pasifik, kemudian memanfaatkan Jepang untuk merebut kemerdekaan Indonesia.
"Dengan berlalunya waktu, Morotai kemudian kembali di lirik saat menjadi wilayah otonomi baru di Provinsi Maluku Utara," cetusnya.
Ia berharap melalui diskusi Buku kakak Arafik A Rahman dengan judul Jejak Morotai, Perang Pasifik, Pemekaran dan Pembangunan ini, semoga memberika pencerahan baru dalam melihat dan memanfaatkan potensi wilayah yang strategis demi kemajuan peradaban masyarakat dikawasan pasifik khususnya Morotai yang dijuluki sebagai pintu gerbang pasifik. (Red/tim)