![]() |
Foto bersama Gantarna Malut dengan Peserta dialog. |
Ketua DPD Gantarna Malut Harun Gafur kepada media ini mengatakan kegiatan deklarasi dan dialog ini adalah bagian dari inisiasi pengurus DPD Garda Taruna Nusantara dalam memberikan pandangan, dengan menghadirkan narasumber yang memberikan gagasan dan tantangan pencegahan tindakan kekerasan di Maluku Utara.
"Kami memilih anak muda karena mereka lebih mudah membangun gagasan lewat pemahaman-pemahaman pengetahuan, dan itu memberikan implikasi positif dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak," cetus Harun.
Akademisi Unkhair Ternate itu mengatakan untuk mencegah tindakan kekerasan, langka awal adalah kita membangun paradigma lewat edukasi dengan model dialog, sehingga anak muda mampu membedakan hal-hal yang baik dan buruk, lalu langkah selanjutnya secara praktis dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari," jelasnya.
Lanjut Harun bilang Gantarna menghadirkan tiga narasumber yakni pertama dari DP3A Maluku Utara, Himpsi Maluku Utara dan Polda Maluku Utara.
"Tujuan akhir dari kegiatan ini akan dilakukan simulasi, bagaimana pemuda ini bisa tahu jika terjadi kekerasan apa yang harus dia lakukan, misalnya cara melapor, kemudian cara mencegah, tetapi dari dua indikator ini harus di mulai dengan memberikan paradigma lewat dialog," tandasnya.
Ia berharap dengan kegiatan ini peserta yang terdiri dari anak muda terpelajar OSIS, Mahasiswa dan elemen pemuda lainnya dapat menyerap materi yang diberikan tadi serta dapat menjadi contoh di masyarakat.
"Harapan kami akan selalu memberikan pandangan yang bersifat antisipatif, solutif dengan melihat problem kenakalan remaja, bagi kami dialog itu akan membangun gerakan, jadi bangunlah pengetahuan agar dapat membantu pencegahan kekerasan di Maluku Utara," pungkasnya. (Red)