Longboat Berpenumpang Petugas Penyelenggara Pemilu Tenggelam di Selat Lifmatola, Semua Administrasi Coklit Rusak

Editor: Admin
Foto: Peristiwa Laka Laut yang menimpa penyelenggara Pemilu di Kabupaten Kepsul 

SANANA- Tujuh orang penyelenggara pemilu mengalami kecelakaan laut (Lakalaut) di perairan selat Lifmatola, Kecamatan Mangoli Utara Timur, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) Provinsi Maluku Utara, pada Rabu (22/2/23).

Peristiwa Laka laut ini dibenarkan Ketua KPU Kabupaten Kepsul, Yuni Yunengsi Ayuba kepada media ini, Kamis (23/2/23).

" Iya, benar petugas penyelenggara pemilu yang mengalami musibah lakalaut di perairan lifmatola Kecamatan Mangoli Utara Timur. Lima diantaranya penyelenggara dari KPU, yakni 2 orang PPK, 2 orang PPS dan 1 orang Pantarli. Kemudian ditambah 1 orang Panwas Desa Waisakai dan 1 orang staf Panwascam,"jelasnya. Yuni.

Yuni menjelaskan, mereka bertolak dari Desa Waisakai menuju ke Dusun Pancoran Kum menggunakan longboat bermesin 15 PK. Awalnya mereka melihat cuaca bagus, namun tiba-tiba dalam perjalanan terdapat gelombang sehingga membuat longboat tenggelam.

"Memang setiap kali mereka pergi ke beberapa wilayah itu mereka selalu memperhatikan cuaca. Rencananya mereka pergi ke dusun pancoran kum menggunakan longboat, nanti kalau mereka sudah balik baru mereka jalan kaki,namun mungkin sudah musibah karena cuaca kemarin itu tidak dapat diprediksi,"ujarnya.

Dengan adanya musibah ini, ungkap Ketua KPU Kepsul, yang jelas menjadi peringatan buat penyelenggara agar lebih berhati-hati karena faktor cuaca ini tidak bisa di prediksi.

"Terkait dengan tindak lanjut kejadian ini, kami juga ada surat edaran dari KPU-RI terkait santunan kecelakaan untuk penyelenggara dalam melaksanakan tugas,"kata Yuni.

Lanjut dia, kejadian ini sudah kami laporkan ke KPU Provinsi.Bahkan KPU-RI juga sudah tahu

"Alhamdulillah, kita bersyukur bahwa dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa. 5 orang penyelenggara dari KPU, ditambah 1 panwas desa dan 1 panwascam serta motoris semuanya selamat," ucapnya.

Sementara dalam kejadian itu membuat semua administrasi coklit rusak,ditambah dengan 5 buah handphone android juga rusak.

" Akibat peristiwa para petugas penyelenggara pemilu masih trauma, sehingga mereka belum dapat kembali melakukan coklit di dusun pancoran kum.  Apalagi  waktu kita masih sampai tanggal 14 Maret. Jadi sementara kita kasih stop dulu," cetusnya.

Meskipun di kasih stop, tapi semua admistrasi yang rusak kita sudah ganti. Sebenarnya admistrasi yang rusak itu sudah di coklit sebagian.

"Memang mereka sudah pernah datang coklit di dusun pancoran kum beberapa waktu lalu,namun saat mereka datang ada sebagian orang yang tidak mereka temui, karena ada yang pergi kebun dan pergi memancing. Nah, setelah mereka kembali mau melakukan coklit kepada orang-orang yang belum mereka temui itu. Mereka akhirnya terkena musibah," jelasnya.

Dengan adanya kejadian ini, kata Yuni, maka mereka akan mengulang coklit kembali  karena admistrasi untuk kita rekap itu sudah tidak ada.

"Admistrasi pengganti sudah kita siapkan untuk melakukan coklit kembali, namun karena mereka petugas coklit masih trauma maka kita tunda sementara,"tutupnya.(Edl/red)

Share:
Komentar

Berita Terkini